Senin, 24 Oktober 2011
BAB II Landasan Teori
Teori Dasar
Banyak faktor yang mempengaruhi perkembangan anak penyebab stress diantaranya adalah salah satu faktor yang dapat menurunkan kualitas hidup seorang anak dalam menyongsong masa depannya. Young sebagaimana disebutkan dalam Latona (2000) menyatakan ada dua penyebab stress pada anak yang berasal dari faktor normatif dan lingkungan.
Berkaitan dengan perkembangan sosial anak, anak mempunyai dorongan untuk tumbuh, berkembang dan mengejar ketinggalan dari teman-temannya. Dalam batasan tertentu, media massa, khususnya televisi, mempunyai pengaruh terhadap proses perkembangan sosial anak. Televisi merupakan gabungan dari media dengar dan gambar hidup yang bersifat politis, informatif, hiburan, pendidikan, atau bahkan gabungan dari keempat unsur tersebut (Widiasih, 2008).
Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan anak antara lain:
• Media massa, khususnya televisi. Tayangan-tayangan televisi saat ini banyak menayangkan berbagai corak pembunuhan, mistis, kekerasan, seksualitas.
• Stress pada anak yang berasal dari lingkungan keluarga dan lingkungan luar keluarga.
Faktor penyebab stress dan pengaruh media televisi terhadap perkembangan anak, Young sebagaimana disebutkan dalam Latona (2000) menyatakan ada dua penyebab stres yaitu:
a. Faktor normatif, terjadi pada saat anak mengalami perubahan fase perkembangan seperti kebutuhan berkelompok, kebutuhan penyelesaian tugas, perubahan fisiologis, menyukai lawan jenis dan lain-lain. Pada dasarnya faktor normatif ini merupakan bentuk produktif dari kecemasan yang nantinya membantu mereka untuk berkembang dan menjadi mandiri.
b. Faktor lingkungan, terjadi karena adanya perubahan-perubahan hidup yang tidak dimengerti dan membingungkan anak. Kejadian-kejadian yang dapat menjadi pencetus adalah: (1) perceraian orang tua. Ketika orang tua bercerai atau bertengkar, anak-anak merasa keamanan mereka terganggu sehingga membuat mereka merasa sendiri dan ketakutan. (2) pindah. Anak-anak yang pindah dari tempat yang sudah familier bagi mereka seringkali membuat mereka merasa tidak aman, bingung dan cemas. Pindah yang dimaksudkan di sini adalah pindah rumah, sekolah, maupun lingkungan bermain.
Hal ini disebabkan karena mereka terpisah dari teman-temannya. Selain itu ada beberapa hal yang juga dapat menjadi pencetus yaitu :
a. kematian orang tua atau orang yang disayangi. Kematian ini sangat menimbulkan peristiwa traumatik bagi anak terlebih jika merasa penyebab kematian tersebut adalah mereka.
b. kegiatan yang berlebihan (baik itu kegiatan sekolah, di luar sekolah atau rumah dan di dalam rumah).
c. tekanan-tekanan dari teman-teman sebayanya. Tekanan ini termasuk pelecehan, penyiksaan baik fisik maupun mental dan pengucilan.
Mielke mengemukakan bahwa masalah paling mendasar saat ini bukanlah jumlah jam yang dilewatkan si anak untuk menonton televisi, melainkan program-program yang ditonton dan bagaimana para orangtua serta guru memanfaatkan program-program ini untuk sedapat mungkin membantu kegiatan belajar mereka. Orangtua menjadi subyek paling pokok untuk mengatur dan memilih acara-acara televisi yang sifatnya mendidik. Peran orangtua dalam hal mengatur anak untuk menonton televisi adalah kunci awal untuk membendung berbagai program televisi yang tidak mendidik (Muhammad, 2008).
Menurut Hidayati ,1998 :
• Siaran televisi dapat menumbuhkan keinginan untuk memperoleh pengetahuan. Ini berarti bahwa beberapa anak termotivasi untuk mengikuti apa yang dilihatnya di layar televisi.
• Kedua, pengaruh pada cara berbicara. Anak biasanya memperhatikan bukan hanya apa yang diucapkan orang di televisi, bahkan bagaimana cara mengucapkannya. Dari sini anak secara bertahap dapat meningkatkan kemampuan pelafalan dan tata bahasa.
• Ketiga, pengaruh pada penambahan kosakata. Banyaknya tambahan kosakata yang dimiliki anak tergantung pada seberapa kemampuan anak dalam mengingat kata baru yang didapatkan, menggunakannya dengan tepat dan mengembangkannya dalam suatu aktivitas kelompok belajar dan diskusi.
• Keempat, bahwa televisi berpengaruh pada bentuk permainan. Meskipun menonton televisi mengurangi waktu anak untuk bermain, ide ataupun pelajaran (kreativitas, keterampilan) yang didapat anak dari menonton tersebut menyebabkan ia kaya akan jenis permainan.
• Kelima, televisi memberikan berbagai pengetahuan yang tidak dapat diperoleh dari lingkungan sekitar atau orang lain, seperti pengetahuan tentang kehidupan yang luas, keindahan alam, perkembangan ilmu pengetahuan yang sangat pesat, dan sebagainya (Hidayati, 1998).
2.2 Tinjauan Riset Terdahulu
Dari riset terdahulu, saya memiliki pendapat dari beberapa ahli, mengenai faktor penyebab stress dan pengaruh media televisi antara lain:
• menurut Sarason dan Sarason (1993) dan Savchenko (2000) anak-anak sangat rawan dengan stres apalagi jika berada di tengah-tengah keluarga yang mengalami stres.
• Lachenmeyer dan Gibbs (1982) menekankan bahwa perceraian orang tua dan kematian ibu atau orang yang merawatnya adalah penyebab stres yang utama pada anak-anak.
• Menurut Irkham (2008), fungsi televisi dibagi menjadi empat, yaitu (a) sebagai sarana menyampaikan informasi, (b) sebagai sarana pendidikan, (c) sebagai sarana penghibur, (d) sebagai sarana untuk mempengaruhi.
• Murray menyebutkan ada beberapa faktor yang mempengaruhi besar kecilnya ketertarikan anak pada televisi, di antaranya: usia, jenis kelamin, inteligensi, status sosial ekonomi, prestasi akademik, penerimaan sosial, dan kepribadian.
• Dari segi rasa takut, beberapa investigasi menemukan gambaran nyata tentang kekerasan lebih mengganggu dan menakuti para penontonnya secara emosional dibandingkan dengan penggambaran fantasi mengenai agresi, dan efek ini mempengaruhi orang dewasa maupun anak-anak (Donnersten & Smith, 2004).
2.3 Pengembangan Hipotesis
Kesimpulan Sementara
Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya stres pada anak disebabkan oleh dua hal yaitu karena hal yang bersifat normatif yaitu perubahan yang terjadi pada fase perkembangan dan yang berasal dari lingkungan yang disebabkan karena terjadinya perubahan hidup. Ahli-ahli yang lain yang tersebut di atas mengatakan penyebab stres dari satu segi saja sedangkan Young memberikan kategori yang dapat mencakup semua pendapat dari ahli-ahli sebelumnya.
Pengaruh media massa, khususnya televisi dapat memberikan hal-hal positif seperti yang dikatakan oleh Hidayati. Masalah paling mendasar saat ini bukanlah jumlah jam yang dilewatkan si anak untuk menonton televisi, melainkan program-program yang ditonton dan bagaimana para orangtua serta guru memanfaatkan program-program ini untuk sedapat mungkin membantu kegiatan belajar mereka.
Hipotesis
Bahwa pengaruh perkembangan anak dipengaruhi oleh penyebab stress yang disebabkan oleh faktor normatif dan lingkungan. Disamping itu media massa khususnya televisi juga berpengaruh dalam perkembangan anak karena televisi merupakan sarana informasi, pengetahuan , pendidikan dan hiburan. Sehingga anak sangat mudah terpengaruh oleh tayangan dari media tersebut.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar