Selasa, 22 November 2011

Sikap dan Motivasi

SIKAP, MOTIVASI , DAN KONSEP DIRI TERHADAP PERILAKU KONSUMEN

Pengertian Sikap
Melalui tindakan dan proses pembelajaran, orang akan mendapatkan kepercayaan dan sikap yang kemudian akan mempengaruhi perilaku pembeli. Kepercayaan adalah suatu pemikiran deskriptif yang dimiliki seseorang tentang sesuatu. Suatu sikap menjelaskan suatu organisasi dari motivasi, perasaan emosional, persepsi dan proses kognitif kepada suatu aspek. Lebih lanjut sikap adalah cara kita berpikir, merasa dan bertindak melalui aspek di lingkungan seperti toko retail, program televisi atau produk. Sikap menuntun orang untuk berperilaku relatif konsisten terhadap objek yang sama.

Menurut Gordon Allpor dalam Hartono Sastro wijoyo(2005), Sikap adalah Mempelajari kecenderungan memberikan tanggapan pada suatu obyek baik disenangi maupun tidak disenangi secara konsisten. Menurut Hawkins (1980), sikap dapat di definisikan sebagai cara kita berfikir, merasakan dan bertindak terhadap beberapa aspek. Kinner dan Taylor (1987) menyatakan bahwa sikap adalah pemandangan individu berdasarkan pengetahuan penilaian dan proses orientasi tindakan terhadap suatu obyek atau gejala. Menurut Engel, Blackwell dan Miniard (1992), sikap sebagai suatu evaluasi menyeluruh yang menunjukan orang berespon dengan cara menguntungkan atau tidak menguntungkan secara konsisten berkenaan dengan obyek atau alternatif yang diberikan. Sikap dalam kamus marketing (1995) juga di definisikan sebagai kondisi mental atau akal budi tertentu yang mencerminkan suatu pandangan pribadi yang negatif atau positif mengenai suatu obyek atau konsep, atau suatu keadaan acuh tak acuh yang menunjukan titik tengah (mid point) diantara dua titik ataupun dua pokok yang saling berlawanan.


B. Fungsi sikap
Sikap mempunyai fungsi sebagai berikut:

1.      Fungsi Penyesuaian: fungsi ini mengarahkan manusia menuju obyek yang menyenangkan atau menjauhi obyek yang tidak menyenangkan. Hal ini mendukung konsep utilitarian mengenai maksimasi hadiah atau penghargaan dan minimisasi hukuman.
2.      Fungsi Pertahanan diri: Sikap dibentuk untuk melindungi ego atau citra diri terhadap ancaman serta membantu untuk memenuhi suatu fungsi dalam mempertahankan diri.
3.      Fungsi Ekspresi Nilai: Sikap ini mengekspresikan nilai-nilai tertentu dalam suatu usaha untuk menerjemahkan nilai-nilai tersebut ke dalam sesuatu yang lebih nyata dan lebih mudah ditampakkan.
4.      Fungsi Pengetahuan: Manusia membutuhkan suatu dunia yang mempunyai susunanteratur rapi, oleh mudah ditampakkan
5.      Fungsi Utilitarian: Mengacu pada ide bahwa orang mengekpresikan perasaan untuk memaksimalkan hukuman yang mereka terima dari orang lain.
6.      Fungsi Pembelaan Ego: Fungsi sikap sebagai pembela ego adalah melindungi orang dari kebenaran mendasar tentang diri sendiri atau dari kenyataan kekejaman dunia luar.
7.      Fungsi pembelaan ego atau fungsi pertahanan harga diri: Adalah mekanisme pembelaan orang fanatik yang tidak mau mengakui kegelisahan diri mereka yang paling mendasar.
8.      Fungsi nilai ekspresif/fungsi identitas social: Mengacu pada bagaimana seseorang mengekpresikan nilai sentral mereka kepada orang lain

C. Komponen Sikap
Ada tiga komponen yang secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh (total attitude) yaitu :

a. Kognitif (cognitive).
Berisi kepercayaan seseorang mengenai apa yang berlaku atau apa yang benar bagi obyek sikap. Sekali kepercayaan itu telah terbentuk maka ia akan menjadi dasar seseorang mengenai apa yang dapat diharapkan dari obyek tertentu.

b. Afektif (affective)
Menyangkut masalah emosional subyektif seseorang terhadap suatu obyek sikap. Secara umum komponen ini disamakan dengan perasaan yang dimiliki obyek tertentu.

c. Konatif (conative)
Komponen konatif atau komponen perilaku dalam struktur sikap menunjukkan bagaimana perilaku atau kecenderungan berperilaku dengan yang ada dalam diri seseorang berkaitan dengan obyek sikap yang dihadapi.

D. Ciri-ciri Sikap
Seperti kita ketahui secara umum, bahwa sikap dapat dibagi menjadi dua sifat yaitu sifat negatif dan sifat positif. Sifat negatif menimbulkan kecenderungan untuk menjauh, memberi ataupun tidak menyukai keberadaan suatu objek. Sedangkan sifat positif menimbulkan kecenderungan untuk menyenangi, mendekat, menerima atau bahkan mengharapkan kehadiran objek tertentu. Sikap selain memiliki dua sifat, juga memiliki beberapa ciri-ciri antara lain:
a)      Sikap selalu menggambarkan hubungan subjek dengan objek
b)      Sikap tidak dibawa sejak lahir tetapi “dipelajari” berdasarkan pengalaman dan latihan
c)      Karena sikap dapat “dipelajari” maka sikap dapat diubah meskipun sulit
d)      Sikap tidak menghilang walau kebutuhan sudah terpenuh
e)      Sikap tidak hanya satu macam saja melainkan sangat beragam sesuai dengan objek yang menjadi pusat perhatiannya
f)       Dalam sikap tersangkut faktor motivasi dan perasaan.

E. Penggunaan Multiatribute Attitude Model untuk memahami sikap konsumen
1.      The attribute-toward-object model:
Digunakan khususnya menilai sikap konsumen terhadap satu kategori produk atau merk spesifik. Hal ini untuk menilai fungsi kehadiran dan evaluasi terhadap sesuatu.Pembentukan sikap konsumen yang dimunculkan karena telah merasakan sebuah objek. Hal ini mempengaruhi pembentukan sikap selanjutnya.
2.      The attitude-toward-behavior model
Lebih digunakan untuk menilai tanggapan konsumen melalui tingkah laku daripada sikap terhadap objek.
Pembentukan sikap konsumen akan ditunjukan berupa tingkah laku konsumen yang berupa pembelian ditempat itu.
3.      Theory of-reasoned-action model
Menurut teori ini pengukuran sikap yang tepat seharusnya didasarkan pada tindakan pembelian atau penggunaan merk produk bukan pada merek itu sendiri tindakan pembelian dan mengkonsumsi produk pada akhirnya akan menentukan tingkat kepuasan.

F. Pengertian Motivasi
Motivasi menurut American Encyclopedia adalah kecenderungan (suatu sifat yang merupakan pokok pertentangan) dalam diri sesoerang yang membangkitkan topangan dan tindakan. Motivasi meliputi factor kebutuhan biologis dan emosional yang hanya dapat diduga dari pengamatan tingkah laku manusia.

Dengan demikian motivasi dapat diartikan sebagai pemberi daya penggerak yang menciptakan kegairahan seseorang agar mereka mau bekerjasama,bekerja efektif dan terintegrasi dengan segala upayanya untuk mencapai kepuasan.motivasi konsumen adalah keadaan di dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan guna mencapai suatu tujuan. Dengan adanya motivasi pada diri seseorang akan menunjukkan suatu perilaku yang diarahkan pada suatu tujuan untuk mencapai sasaran kepuasan. Jadi motivasi adalah proses untuk mempengaruhi seseorang agar melakukan sesuatu yang diinginkan.

Motivasi konsumen yang dilakukan oleh produsen sangat erat sekali berhubungan dengan kepuasan konsumen. Untuk itu perusahaan selalu berusaha untuk membangun kepuasan konsumen dengan berbagai kebutuhan dan tujuan dalam konteks perilaku konsumen mempunyai peranan penting karena motivasi timbul karena adanya kebutuhan yang belum terpenuhi dan tujuan yang ingin dicapai.kebutuhan menunjukkan kekurangan yang dialami seseorang pada suatu waktu tertentu. Kebutuhan dipandang sebagai penggerak atau pembangkit perilaku. Artinya jika kebutuhan akibat kekurangan itu muncul, maka individu lebih peka terhadap usaha motivasi para konsumen.

G. Dinamika proses motivasi
Proses motivasi :
1. tujuan. Perusahaan harus bias menentukan terlebih dahulu tujuan yang ingin dicapai, baru kemudian konsumen dimotivasi ke arah itu.
2. mengetahui kepentingan. Perusahaan harus bisa mengetahui keinginan konsumen tidak hanya dilihat dari kepentingan perusahaan semata
3. komunikasi efektif. Melakukan komunikasi dengan baik terhadap konsumen agar konsumen dapat mengetahui apa yang harus mereka lakukan dan apa yang bisa mereka dapatkan.
4. integrasi tujuan. Proses motivasi perlu untuk menyatukan tujuan perusahaan dan tujuan kepentingan konsumen. Tujuan perusahaan adalah untuk mencari laba serta perluasan pasar. Tujuan individu konasumen adalah pemenuhan kebutuhan dan kepuasan.kedua kepentingan di atas harus disatukan dan untuk itu penting adanya penyesuaian motivasi.
5. fasilitas. Perusahaan memberikan fasilitas agar konsumen mudah mendapatkan barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan.

H. Tujuan motivasi konsumen
Tujuan motivasi konsumen :

1. meningkatkan kepuasan
2. mempertahankan loyalitas
3. efisiensi
4. efektivitas
5. menciptakan suatu hubungan yang harmonis antara produsen atau penjual dengan pembeli atau konsumen.

I. Memahami kebutuhan konsumen
Kebutuhan konsumen dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

1. fisiologis. Dasar-dasar kelangsungan hidup, termasuk rasa lapar, haus dan kebutuhan hidup lainnya.
2. keamanan. Berkenaan dengan kelangsungan hidup fisik dan keamanan
3. afiliasi dan pemilikan. Kebutuhan untuk diterima oleh orang lain, menjadi orang penting bagi mereka.
4. prestasi. Keinginan dasar akan keberhasilan dalam memenuhi tujuan pribadi
5. kekuasaaan. Keinginan untuk emndapat kendali atas nasib sendiri dan juga nasib orang lain
6. ekspresi diri. Kebutuhan mengembangkan kebebasan dalam ekspresi diri dipandang penting oleh orang lain.
7. urutan dan pengertian. Keinginan untuk mencapai aktualisasi diri melalui pengetahuan, pengertian, sistematisasi dan pembangunan system lain.
8. pencarian variasi. Pemeliharaan tingkat kegairahan fisiologis dan stimulasi yang dipilih kerap diekspresikan sebagai pencarian variasi
9. atribusi sebab-akibat. Estimasi atau atribusi sebab-akibat dari kejadian dan tindakan.



Sumber:http://delviadelvi.wordpress.com

                                                                                                                                    

Minggu, 20 November 2011

BAB I (Latar Belakang)

BAB I
PERKEMBANGAN ANAK DILIHAT DARI ASPEK MEDIA DAN LINGKUNGAN SEKITAR
Tema: Psikologi Perkembangan Anak
Latar Belakang
Di zaman yang serba canggih dan modern saat ini, banyak faktor yang dapat mengganggu perkembangan dan masa depan anak. Beberapa diantaranya emosi anak pada saat ia tertekan , dan perilaku stres dalam menghadapi masalah yang dihadapinya merupakan faktor yang mempengaruhi perkembangan anak. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku anak dapat berasal dari berbagai sumber, diantaranya lingkungan dalam keluarga dan lingkungan luar keluarga.
Pemetaan penyebab stress pada orang dewasa sudah dilakukan oleh Holmes and Rahe dalam Social Readjustment Rating Scale (Lazarus, 1976). Pada orang dewasa urutan stressor menurut rating ini adalah kematian pasangan hidup menempati urutan yang pertama, diikuti dengan perceraian dan kehidupan perkawinan yang terpisah sampai akhirnya kondisi yang berhubungan dengan hukum akibat kejahatan ringan.
Hasil Penelitian
Hasil yang diperoleh dari ANAVA-2 Jalur menunjukkan ada perbedaan yang cukup signifikan urutan indikator penyebab stress anak ditinjau dari lokasi sekolah dan perbedaan yang sangat signifikan urutan indikator penyebab stress anak ditinjau dari kelas. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel. 1. Hasil Anava - 2 Jalur
Sumber
JK
db
RK
F
R2
p
Antar A
469.110
2
234.555
3.082
0.004
0.045
Antar B
903.096
2
451.548
5.934
0.008
0.003
Inter AB
506.244
4
126.561
1.663
0.005
0.155
Keterangan :
A : antar Lokasi Sekolah
B : antar Kelas
p : taraf signifikansi
Hasil Uji-Z secara keseluruhan menunjukkan Mean Teoritis (MT) = 110, Mean Empiris (ME) = 80.479, dengan nilai Z = - 71.705 pada p = 0,000 (p < 0,01). Karena nilai MT > ME, berarti rata-rata siswa SD yang menjadi subyek penelitian ini mempunyai tingkat stress yang tergolong rendah. Demikian juga hasil Uji-Z antar lokasi sekolah dan kelas menunjukkan bahwa MT > ME, sehingga dapat dikatakan bahwa rata-rata siswa SD baik dari lokasi sekolah bawah, menengah dan atas; maupun siswa kelas IV, V dan VI mempunyai tingkat stress yang tergolong rendah. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel. 2. Hasil Uji-Z berdasarkan Lokasi Sekolah
LOKASI SEKOLAH
BAWAH
MENENGAH
ATAS
MT
ME
Nilai Z
p
MT
ME
Nilai Z
p
MT
ME
Nilai Z
p
110
80.852
- 71.772
0.000
110
80.924
- 73.654
0.000
110
79.692
- 76.754
0.000
Tabel. 3. Hasil Uji-Z berdasarkan Kelas
KELAS
IV
V
VI
MT
ME
Nilai Z
p
MT
ME
Nilai Z
p
MT
ME
Nilai Z
p
110
79.389
- 71.577
0.000
110
80.643
- 72.599
0.000
110
81.310
- 78.956
0.000
Keterangan :
MT = Mean Teoritis
ME = Mean Empiris
p = Taraf Signifikansi
Berdasarkan hasil statistik Deskriptif ditemukan 2 (dua) indikator utama penyebab stress pada anak yaitu perceraian orang tua dan kehilangan orang yang disayangi. Hasil Statistik Deskriptif selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut :
Hasil Statistik Deskriptif – Perbandingan Urutan Faktor dan Indikator penyebab stress pada anak.
NO
NAMA INDIKATOR
UMUM
FAKTOR
LOKASI SEKOLAH
KELAS
N = 1450
N = 1450
BAWAH
MENENGAH
ATAS
IV
V
VI
N = 465
N = 489
N = 496
N = 457
N = 490
N = 503
A. FAKTOR NORMATIF
1
Kebutuhan Berkelompok
V
II
VI
VI
VII
VI
VI
VI
2
Kebutuhan Penyelesaian Tugas
XI
IV
IV
V
V
V
V
V
3
Perubahan Fisiologis
IV
I
V
IV
III
IV
IV
IV
4
Menyukai Lawan Jenis
VIII
III
XI
XI
VI
IX
IX
VIII
B. FAKTOR LINGKUNGAN
5 Perceraian Orang Tua I I I I I I I I
Statistik Deskriptif menghasilkan prosentase masing-masing indicator baik secara umum maupun berdasarkan lokasi sekolah dan kelas sehingga dapat dapat ditentukan urutan indikatornya.
Berdasarkan analisis data secara umum tanpa memperhatikan faktor (nor-mative dan lingkungan), lokasi sekolah (atas, menengah, dan bawah) maupun kelas (empat, lima dan enam SD), diperoleh hasil perceraian orangtua secara umum merupakan penyebab stress anak tertinggi (9,5 %).
Hal ini dikarenakan, menurut Young ada perubahan-perubahan hidup yang tidak dimengerti dan membingungkan anak. Kejadian-kejadian yang dapat menjadi pencetusnya antara lain adalah perceraian orang tua. Ketika orang tua bercerai atau bertengkar, anak-anak merasa keamanan mereka terganggu sehingga mem-buat mereka merasa sendiri dan ketakutan.
Pendapat di atas diperkuat oleh Carr (2006), yang mengatakan bahwa perceraian orang tua dan kematian ibu atau orang yang merawatnya ada-lah penyebab stres yang utama pada anak-anak.
6 Kehilangan Orang yang Disayangi II II II II II II II II
7
Perpindahan Tempat Tinggal
X
VII
X
X
XI
XI
X
X
8
Perpindahan Sekolah
IX
VI
IX
IX
X
X
XI
IX
9
Perpindahan Lingkungan Bermain
III
III
III
III
IV
III
III
III
10
Tuntutan Orang Tua
VII
V
VII
VIII
IX
VIII
VIII
VII
11
Tekanan Teman Sebaya
VI
IV
VIII
VII
VIII
VII
VII
XI
Perpindahan lingkungan bermain, merupakan indikator penyebab stres urutan ketiga secara umum (7,5%), Hal ini dikarenakan anak-anak usia ini berada pada fase berkelompok, jadi pemisahan anak dengan kelompok atau teman-teman sebaya merupakan tekanan baginya (Smidt, 2006).
Perubahan fisiologis merupakan penyebab stress urutan keempat (6,99%), Anak-anak subyek penelitian ini tergolong pada tahap perkembangan akhir masa kanak-kanak (middle childhood), dengan rentang usia 6-12 tahun. . Pada usia 6 sampai 10 tahun, perkembangan biofisiknya mengalami masa stabil tidak seperti masa se-belumnya (usia 0 sampai 6 tahun), dan pada usia 10 sampai 12 tahun, saat mema-suki masa prepubertas, perubahan-perubahan biofisik akan dirasakan kembali te-rutama pada organ-organ seksual (Berk, 2000).
Kebutuhan berkelompok merupakan penyebab stress urutan kelima (6,4%). Anak-anak ini berada pada fase berkelompok, jadi pemisahan anak dengan kelompok atau teman-teman sebayanya merupakan indikator penyebab stress baginya (Harris & Butterworth, 2004).
Tekanan teman sebaya merupakan penyebab stress urutan keenam (6,1%). Hal ini dikarenakan menurut Young, untuk kelom-pok anak usia sekolah ini, terutama untuk anak yang tergolong masa kanak-kanak akhir (kelas 4-6 SD) yang akan mengakhiri tahap perkembangan akhir masa kanak-kanak, adalah kegiatan yang berlebihan dan tekanan yang berasal dari teman sebayanya.
Tuntutan orangtua merupakan penyebab stress urutan ke-tujuh (6%), Hal ini dikarenakan apabila tuntutan orangtua menyebabkan terjadi-nya pemisahan anak dengan kelompoknya, ini merupakan hal yang menimbulkan ketegangan dan perasaaan tidak nyaman (Latona, 2000).
Menyukai lawan jenis, merupakan penyebab stress urutan kedelapan (5,78%). Seiring bertambahnya usia anak, sampailah pada fase anak-anak akhir yang ditandai dengan siap berfungsinya organ-organ seksual yang berdampak tertarik kepada lawan jenisnya. Kondisi ini apabila tidak dibarengi dengan keberanian dan kepercayaan diri berakibat anak menjadi malu, rendah diri dan cemas.
Indikator perpindahan sekolah merupakan penyebab stress urutan kesembilan (5,8%). Anak-anak yang pindah dari tempat yang sudah familier dalam hal ini sekolah (yang pada anak kelas 4-6 SD sudah mempunyai banyak teman), bagi mereka seringkali membuat mereka merasa tidak aman, bingung dan cemas.
Indikator perpindahan tempat tinggal merupakan penyebab stress urutan kese-puluh (5,7%). Sebagaimana pada indicator perpindahan sekolah di atas, anak-anak yang pindah dari tempat yang sudah familier dalam hal ini tempat tinggal, bagi mereka seringkali membuat mereka merasa tidak aman, bingung dan cemas.
Indikator kebutuhan penyelesaian tugas merupakan penyebab stress urutan kesebelas (5,3%). Kebutuhan penyelesaian tugas ini dapat dikaitkan dengan anak mulai belajar bertanggungjawab dan mulai belajar untuk menerima konsekuensi baik yang bersifat positif maupun negatif berkenaan dengan penyelesaian tugas. Pada usia ini, anak mulai dinilai apakah mereka mampu atau tidak dalam penye-lesaian tugas. Hal inilah yang menyebabkan anak menjadi stress.
Berkaitan dengan perkembangan sosial anak, anak mempunyai dorongan untuk tumbuh, berkembang dan mengejar ketinggalan dari teman-temannya. Dalam batasan tertentu, media massa, khususnya televisi, mempunyai pengaruh terhadap proses perkembangan sosial anak.
Pengaruh siaran televisi terhadap perkembangan anak menurut (Hidayati, 1998):
 dapat menumbuhkan keinginan untuk memperoleh pengetahuan
 anak secara bertahap dapat meningkatkan kemampuan pelafalan dan tata bahasa
 Dapat menambah kosakata pada anak
 memberikan berbagai pengetahuan yang tidak dapat diperoleh dari lingkungan sekitar atau orang lain
Gambaran umum subyek berdasarkan perasaan saat menonton tayangan TV favourite
Berdasarkan kategori perasaan saat menonton tayangan TV favourite, subyek terbanyak memiliki perasaan gembira, senang, yaitu sebanyak 167 orang (69.9%).
Tabel 15
Karakteristik subyek berdasarkan perasaan saat menonton tayangan TV favourite
Perasaan saat menonton tayangan TV favourite
Frekuensi
Persentase
Gembira, senang
167
69.9
Bersemangat, antusias
20
8.4
Merasa kamu sama seperti tokoh-tokoh di dalamnya
Berusaha untuk mengingat kata-kata di dalamnya
21
31
8.8
13.0
Jumlah
239
100
Gambaran umum subyek berdasarkan perasaan ketika tayangan TV favourite tidak diputar
Berdasarkan kategori perasaan ketika tayangan TV favourite tidak diputar, subyek terbanyak memiliki perasaan biasa saja, dan mencari tayangan TV lain, yaitu sebanyak 94 orang (39.3%).
Tabel 16
Karakteristik subyek berdasarkan perasaan ketika tayangan TV favourite tidak diputar
Perasaan saat tayangan TV favourite tidak diputar
Frekuensi
Persentase
Kesal
79
33.1
Marah (melampiaskan pada orang di sekeliling)
9
3.8
Biasa saja, dan mencari tayangan TV lain
94
39.3
Biasa saja, dan mencari aktivitas lain selain menonton TV
57
23.8
Jumlah
239
100
Bimbingan Media Orangtua
Bimbingan media orangtua ialah suatu cara komunikasi orangtua kepada anak-anak mereka dengan membatasi penggunaan media oleh anak mereka. Bybee, Robinson, dan Turow secara lebih jauh menekuni gagasan mereka dengan meluncurkan jawaban analisis faktor Orangtua pada 14 pertanyaan yang berhadapan dengan berbagai tipe yang berbeda dari bimbingan orangtua. Tipe-tipe tersebut antara lain restrictive, evaluative, dan unfocused (Bulck & Bergh, 2000).
Bimbingan restrictive terjadi ketika orangtua membatasi atau melarang apa yang anak-anak mereka lihat.
Bimbingan evaluative terjadi ketika orangtua berperan mendiskusikan apa yang anak-anak mereka saksikan dalam televisi, dengan cara memberitahu apa yang dilakukan oleh tokoh dalam film yang mereka tonton
Bimbingan unfocused ialah bimbingan yang melibatkan orangtua untuk duduk bersama dengan anak-anak mereka ketika menonton televisi, secara positif mendukung beberapa perilaku atau mendiskusikan apa yang anak-anak mereka telah saksikan.
Berdasarkan kategori pola bimbingan media orangtua, subyek terbanyak memiliki pola bimbingan media orangtua restrictive yaitu sebanyak 98 orang (41.0%).
Tabel 3
Karakteristik subyek berdasarkan pola bimbingan media orangtua
Pola bimbingan media orangtua
Frekuensi
Persentase
Restrictive
98
41.0
Evaluative
56
23.4
Unfocused
85
35.6
Jumlah
239
100
Berdasarkan hasil penelitian bimbingan media orangtua, para orangtua di berbagai sekolah di, Jakarta, anak-anak mempersepsikan orangtua mereka paling banyak menggunakan pola bimbingan restrictive (41%). Urutan kedua ditempati oleh bimbingan unfocused (23.4%). Urutan ketiga setelah bimbingan unfocused, ialah evaluative (35.6%).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh :
Yohanes (Juni,2008)
Motivasi:
Dengan maraknya pengaruh negatif tayangan televisi yang banyak ditonton anak-anak, yang menyita begitu banyak waktu anak-anak dibandingkan dengan aktivitas-aktivitas di luar sekolah, dan juga pola bimbingan media yang dilakukan orangtua maka penulis ingin mensurvei persepsi anak tentang film kekerasan di televisi dan bimbingan media orangtua.
Rekomondasi
Pada penelitian ini, penulis hanya meneliti persepsi anak-anak dalam tayangan kekerasan pada program Film di Televisi dan Bimbingan Media Orangtua. Penelitian lain dapat memperluas variabel penelitian tidak hanya pada televisi, melainkan dapat juga meneliti video games, dan buku-buku bacaan yang juga mencemaskan bagi anak-anak pada saat ini. Penelitian juga dapat dilakukan di sekolah lain selain sekolah-sekolah SD di Jakarta.
Penelitian selanjutnya juga diharapkan dapat menggunakan landasan teori yang diperbaharui.
DRA. I Gusti Ayu Agung Noviekayati, Msi. DRS. Suroso,MS ( Agustus,2010)
Motivasi
Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk membuat pemetaan penyebab stress pada anak. Pemetaan penyebab stress pada orang dewasa sudah dilakukan oleh Holmes and Rahe dalam Social Readjustment Rating Scale (Lazarus, 1976). Pada orang dewasa urutan stressor menurut rating ini adalah kematian pasangan hidup menempati urutan yang pertama, diikuti dengan perceraian dan kehidupan perkawinan yang terpisah sampai akhirnya kondisi yang berhubungan dengan hukum akibat kejahatan ringan.
Rekomondasi
Pada penelitian ini, penulis hanya meneliti Sekolah Dasar di Wilayah Surabaya yang terdiri dari siswa kelas 4, 5 dan 6. Penelitian lain dapat memperluas variabel tidak hanya pada Sekolah Dasar, melainkan dapat juga meneliti siswa SMP dan SMA yang juga mempunyai masalah sehingga dapat menimbulkan stres baik dalam lingkungan keluarga maupun luar lingkungan keluarga.
Masalah :
 Apakah ada perbedaan yang cukup signifikan urutan indikator penyebab stress anak ditinjau dari lingkungan dalam keluarga dan lingkungan luar keluarga
 Bagaimanakah persepsi anak-anak terhadap tayangan kekerasan pada tayangan film anak-anak berbagai sekolah di Jakarta?
 Bagaimanakah pola bimbingan orangtua dalam mengatur keterlibatan anak-anak dalam tayangan film anak-anak?
Tujuan:
Penelitian ini bertujuan untuk memetakan penyebab stress pada anak. Banyak faktor yang menyebabkan anak-anak menjadi stress diantaranya adalah dari lingkungan dalam keluarga dan lingkungan luar keluarga.
Selain itu,untuk menggambarkan bagaimana persepsi anak-anak dalam tayangan kekerasan pada program film ditelevisi dan bimbingan media orang tua.
Daftar Pustaka:
Yohanes (Juni,2008)
DRA. I Gusti Ayu Agung Noviekayati, Msi. DRS. Suroso,MS ( Agustus,2010)

Rabu, 09 November 2011

Sumber Daya Konsumen

Sumber Daya Konsumen dan Pengetahuan

Sumber Daya Ekonomi (Uang)
Uang adalah alat transaksi yang sangat diperlukan oleh konsumen untuk membeli produk. Keputusan Konsumen sehubungan dengan produk dan merek sangat  dipengaruhi oleh jumlah sumber daya ekonomi misalnya uang. Tanpa uang konsumen tidak bisa membeli apapun.  Pembelian sangat dipengaruhi oleh pendapatan konsumen sama halnya dengan, harapan konsumen mengenai pendapatan masa datang menjadi variabel penting dalam meramalkan perilaku konsumen.

Sumber Daya Temporal – Waktu
Waktu menjadi variabel yang semakin penting dalam memahami perilaku konsumen. Karena, konsumen semakin mengalami kemiskinan akan waktu. Namun demikian ada suatu bagian waktu yang dihabiskan untuk kegiatan yang sangat pribadi yaitu waktu senggang. Produk yang diklasifikasikan menurut sifat waktu konsumen disebut barang waktu (time goods).

•       Barang yang Menggunakan Waktu
Produk yang memerlukan pemakaian waktu dalam mengkonsumsinya. Contoh: Berenang, sepak bola, badminton (waktu Senggang) Tidur, perawatan tubuh, pulang pergi (waktu wajib).
•       Barang Penghemat Waktu Produk yang menghemat waktu memungkinkan konsumen meningkatkan waktu leluasa mereka. Contoh: Rice Cooker, Mesin Cuci, Handphone.

Sumber Daya Kognitif – Perhatian
Sumberdaya Kognitif menggambarkan kapasitas mental yang tersedia untuk menjalankan berbagai kegiatan pengolahan informasi Alokasi Kapasitas Kognitif dikenal sebagai perhatian (attention). Perhatian terdiri dari dua dimensi:
•  Arahan (direction) menggambarkan fokus perhatian
• Intensitas mengacu pada jumlah kapasitas yang difokuskan pada arahan tertentu. Karena kapasitas tersebut terbatas, orang harus selektif dalam apa yang mereka perhatikan dan berapa banyak perhatian dialokasikan selama pengolahan informasi.

MOTIVASI DAN KETERLIBATAN
Motivasi adalah suatu sikap yang dilakukan seseorang untuk mendorong orang lain untuk melakukan tindakan. Motivasi & Strategi Pemasaran, dua Aplikasi Penting dari teori Motivasi adalah :
a)   Segmentasi
Pemasar bisa menggunakan teori motivasi Maslow sebagai dasar untuk melakukan segmentasi pasar. Produk atau jasa yang dipasarkan bisa untuk target pasar berdasarkan tingkat kebutuhan konsumen. Misal: Mobil Sedan Mewah Jaguar, BMW, Mercedez, Lexus dan sebagainya. Diperuntukkan bagi konsumen yang memiliki kebutuhan akan ego dan aktualisasi diri.
b)   Positioning produk
Hirarki Kebutuhan dari Maslow bisa dimanfaatklan untuk melakukan Positioning. Positioning adalah citra produk yang ingin dilihat oleh konsumen. Kunci dari positioning adalah persepsi konsumen terhadap produk . Seperti  Tolak angin mempositioningkan produknya dengan slogan,  “orang pintar minum tolak angin” mengajak konsumen untuk minum tolak angin.

PENGETAHUAN
Pengetahuan Konsumen adalah semua informasi yang dimiliki konsumen mengenai berbagai macam produk, serta pengetahuan lainnya yang terkait dan informasi yang berhubungan dengan fungsinya sebagai konsumen. Dalam hal ini pengetahuan konsumen amat diperlukan. Karena, hal ini dapat mempengaruhi keputusan konsumen dalam melakukan pembelian. Apa yang dibeli, berapa banyak yang dibeli, dimana membeli dan kapan membeli akan tergantung kepada pengetahuan. Pengetahuan Konsumen terbagi kedalam tiga macam, yaitu Pengetahuan Produk, Pengetahuan Pembelian, Pengetahuan Pemakaian.
a)      Pengetahuan Produk adalah kumpulan berbagai macam informasi mengenai produk. Pengetahuan ini meliputi kategori produk, merek terminologi produk atribut atau fitur, harga produk dan kepercayaan mengenai produk.  Jenis Pengetahuan Produk :
•       Pengetahuan tentang karakteristik/atribut produk
Seorang Konsumen akan melihat suatu produk berdasarkan kepada karakteristik atau ciri atau atribut dari produk tersebut. Setiap konsumen mungkin memiliki kemampuan yang berbeda dalam menyebutkan karakteristik  atau atribut dari suatu produk. Hal ini disebabkan perbedaan pengetahuan yang dimilikinya. Pengetahuan mengenai atribut tersebut akan mempengaruhi pengambilan keputusan konsumen. Pengetahuan yang lebih banyak akan memudahkan konsumen dalam memilih produk yang akan dibelinya.
•       Pengetahuan Manfaat Produk
Seorang Konsumen mengkonsumsi gula rendah kalori  karena mengetahui manfaat produk tersebut bagi kesehatan tubuhnya. Manfaat yang dirasakan konsumen. Setelah mengkonsumsi gula rendah kalori yaitu dapat menghindari penyakit diabetes. Inilah yang disebut sebagai pengetahuan tentang manfaat produk.
b)        Pengetahuan Pembelian
Pengetahuan Pembelian terdiri atas pengetahuan tentang toko, lokasi produk di dalam toko dan penempatan produk yang sebenarnya di dalam toko tersebut. Pengetahuan Konsumen cenderung lebih senang mengunjungi toko yang sudah dikenalnya untuk berbelanja, karena telah mengetahui dimana letak produk di dalam toko tersebut. Hal ini akan memudahkan konsumen untuk berbelanja atau melakukan pembelian. Hal ini akan memudahkan konsumen untuk berbelanja karena konsumen bisa menghemat waktu dalam mencari lokasi produk. Menurut Petter dan Olson (1999), perilaku membeli meliputi store contact, product contact, dan Transaction.
  •   Store contact meliputi tindakan mencari outlet, pergi ke outlet dan memasuki outlet.
  • Product contact, konsumen akan mencari lokasi produk, mengambil produk tsb dan membawanya ke kasir
  •  Transaction, konsumen akan membayar produk tersebut  dengan tunai, kartu kredit, kartu debet atau alat pembayaran lainnya.
c)      Pengetahuan Pemakaian
Suatu produk akan memberikan manfaat kepada konsumen jika produk tersebut  telah digunakan/ dikonsumsi. Agar produk tsb bisa memberikan manfaat yang maksimal dan kepuasan yg tinggi, maka konsumen harus bisa menggunakan/ mengkonsumsi produk tersebut dengan benar. Produsen berkewajiban untuk memberikan informasi yang cukup agar konsumen mengetahui cara pemakaian suatu produk. Pengetahuan pemakaian suatu produk adalah penting bagi konsumen.
1.      SIKAP
Sikap adalah tingkah laku yang dilakukan oleh seseorang.
•       Faktor Pembentuk Sikap :
a. Pengalaman langsung dari yang telah lalu
b. Pengaruh keluarga dan temanteman
c. Pasar Langsung
d. Ekspose di Media Massa
•       Strategi Mengubah Sikap
1. Mengubah Fungsi motivasi pelanggan yang mendasar
2. Menghimpun barang-barang dalam suatu kelompok yang dikenal
3. Menghubungkan dua sikap yang bertentangan
4. Mengubah model yang lebih banyak
5. Mengubah keyakinan pelanggan tentang merek yang digunakan pesaing.
2.      KEPRIBADIAN DAN GAYA HIDUP
Kepribadian, berkaitan degan adanya perbedaan karakteristik yang paling dalam pada diri manusia, yang menggambarkan ciri unik dari masing-masing individu yg akan mempengaruhi respons individu terhadap lingkungannya. Kepribadian menggambarkan respons yang konsisten, seperti seseorang akan menangis ketika mendengar berita sedih.
Gaya Hidup, lebih menggambarkan perilaku seseorang, yaitu bagaimana ia hidup, menggunakan uangnya dan memanfaatkan waktu yang dimilikinya.Kepribadian merefleksikan karakteristik internal dari konsumen. Gaya hidup menggambarkan manifestasi eksternal dari karateristik tersebut, yaitu perilaku seseorang. Gaya hidup seringkali digambarkan dengan kegiatan, minat, dan opini dari seseorang. Gaya hidup biasanya tidak permanen dan cepat berubah. Seseorang  mungkin dengan cepat mengganti model dan merek pakaiannya karena menyesuaikan dengan perubahan hidupnya.



Sumber: http://almirans.wordpress.com/2011/10/23/sumber-daya-konsumen-dan-pengetahuan/