Teori Etika Bisnis
1. Pengertian
Etika dan Moral
Etika
Menurut para
ahli maka etika tidak lain adalah aturan prilaku, adat kebiasaan manusia dalam
pergaulan antara sesamanya dan menegaskan mana yang benar dan mana yang buruk.
Perkataan
etika atau lazim juga disebut etik, berasal dari kata Yunani ETHOS yang berarti
norma-norma, nilai-nilai, kaidah-kaidah dan ukuran-ukuran bagi tingkah laku
manusia yang baik.
Tujuan etika
dalam pandangan filsafat ialah mendapatkan ide yang sama bagi seluruh manusia
disetiap waktu dan tempat tentang ukuran tingkah laku yang baik dan buruk
sejauh yang dapat diketahui oleh akal pikiran manusia. Akan tetapi dalam usaha
mencapai tujuan itu, etika mengalami kesulitan, karena pandangan masing-masing
golongan dunia ini tentang baik dan buruk mempunyai ukuran (kriteria) yang
berlainan. Etika terbagi menjadi tiga bagian utama: meta-etika (studi konsep
etika), etika normatif (studi penentuan nilai etika), dan etika terapan (studi
penggunaan nilai-nilai etika).
Moral
Moral (Bahasa
Latin Moralitas) adalah istilah manusia menyebut ke
manusia atau orang lainnya dalam tindakan yang memiliki nilai positif. Manusia
yang tidak memiliki moral disebut amoral artinya dia tidak bermoral dan tidak
memiliki nilai positif di mata manusia lainnya. Sehingga moral adalah hal
mutlak yang harus dimiliki oleh manusia. Moral secara ekplisit adalah hal-hal
yang berhubungan dengan proses sosialisasi individu tanpa moral manusia
tidak bisa melakukan proses sosialisasi. Moral
dalam zaman sekarang memiliki nilai implisit karena banyak orang yang
memiliki moral atau sikap amoral itu dari sudut pandang yang sempit. Moral itu
sifat dasar yang diajarkan di sekolah-sekolah dan manusia harus memiliki
moral jika ia ingin dihormati oleh sesamanya. Moral adalah nilai ke-absolutan
dalam kehidupan bermasyarakat secara utuh. Penilaian terhadap moral diukur dari
kebudayaan masyarakat setempat.Moral adalah perbuatan/tingkah laku/ucapan
seseorang dalam ber interaksi dengan manusia. apabila yang dilakukan seseorang
itu sesuai dengan nilai rasa yang berlaku di masyarakat tersebut dan dapat
diterima serta menyenangkan lingkungan masyarakatnya, maka orang itu dinilai
memiliki moral yang baik, begitu juga sebaliknya.Moral adalah produk dari
budaya dan Agama. Setiap budaya memiliki standar moral yang berbeda-beda sesuai
dengan sistem nilai yang berlaku dan telah terbangun sejak lama.
2.
Macam-macam Norma dan sangsinya
Norma dalam
sosiologi adalah seluruh kaidah dan peraturan yang diterapkan melalui
lingkungan sosialnya.
Sanksi yang
diterapkan oleh norma ini membedakan norma dengan produk sosial lainnya
seperti budaya dan adat. Ada/ tidaknya norma diperkirakan
mempunyai dampak dan pengaruh atas bagaimana seseorang berperilaku.
Norma dalam
Masyarakat
a. Norma
agama
Norma agama
adalah petunjuk hidup yang berasal dari Tuhan yang disampaikan
melalui utusan-Nya yang berisi perintah, larangan dan anjuran-anjuran.
Contoh-contoh norma agama ialah:
Contoh-contoh norma agama ialah:
- Rajin beribadah sesuai dengan agama dan keyakinan, berdoa sebelum makan, sebelum tidur, sebelum perjalanan, sebelum belajar, sebelum memasuki tempat ibadah, dll.
- Mencegah dan tidak melakukan perbuatan yang dilarang agama.
- Mengimani adanya Tuhan sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing.
b. Norma
kesusilaan
Norma
kesusilaan adalah norma yang bersumber dari hati nurani (batin) manusia agar
manusia selalu berbuat kebaikan dan tidak melakukan perbuatan yang tercela.
Pada dasarnya setiap manusia memiliki hati nurani yang sama dan selalu mengajak
pada kebaikan dan kebenaran. Karenanya, ketika melakukan pelanggaran terhadap
teguran hati nurani, akan timbul penyesalan dan rasa kecewa yang mendalam. Inilah
sanksi yang diterima saat melanggar norma kesusilaan. Contoh norma kesusilaan
antara lain berkata dan berbuat jujur, berbuat baik pada sesama manusia,
menghindari rasa iri dan dengki serta tidak menyombongkan diri.
c. Norma
kesopanan
Norma sopan
santun adalah peraturan hidup yang timbul dari hasil pergaulan
sekelompok itu. Norma kesopanan bersifat relatif, artinya apa yang
dianggap sebagai norma kesopanan berbeda-beda di
berbagai tempat, lingkungan, atau waktu.
Contoh-contoh
norma kesopanan ialah:
- Menghormati orang yang lebih tua.
- Menerima sesuatu selalu dengan tangan kanan.
- Tidak berkata-kata kotor, kasar, dan sombong.
- Tidak meludah di sembarang tempat.
- tidak menyela pembicaraan.
Norma
kesopanan sangat penting untuk diterapkan, terutama dalam bermasyarakat, karena
norma ini sangat erat kaitannya terhadap masyarakat. Sekali saja ada
pelanggaran terhadap norma kesopanan, pelanggar akan mendapat sanki dari
masyarakat, semisal cemoohan. kesopanan merupakan tuntutan dalam hidup bersama.
Ada norma yang harus dipenuhi supaya diterima secara sosial.
Sanksi bagi
pelanggar norma kesopanan adalah tidak tegas, tetapi dapat diberikan oleh
masyarakat yang berupa cemoohan, diasingkan serta di permalukan.
d.
Norma hukum
Norma
hukum adalah aturan sosial yang dibuat oleh lembaga-lembaga tertentu,
misalnya pemerintah, sehingga dengan tegas dapat melarang serta memaksa
orang untuk dapat berperilaku sesuai dengan keinginan pembuat peraturan itu
sendiri. Pelanggaran terhadap norma ini berupa sanksi denda sampai hukuman
fisik (dipenjara, hukuman mati).
Norma hukum
- Aturannya pasti (tertulis)
- Mengikat semua orang
- Memiliki alat penegak aturan
- Dibuat oleh penegak hukum
- Bersifat memaksa
- Sanksinya berat
Norma sosial
- Kadang aturannya tidak pasti dan tidak tertulis
- Ada/ tidaknya alat penegak tidak pasti (kadang ada, kadang tidak ada)
- Dibuat oleh masyarakat
- Bersifat tidak terlalu memaksa
- Sanksinya ringan
3.
Teori Etika
Menurut para
ahli maka etika tidak lain adalah aturan prilaku, adat kebiasaan manusia dalam
pergaulan antara sesamanya dan menegaskan mana yang benar dan mana yang buruk.
Perkataan
etika atau lazim juga disebut etik, berasal dari kata Yunani ETHOS yang berarti
norma-norma, nilai-nilai, kaidah-kaidah dan ukuran-ukuran bagi tingkah laku
manusia yang baik, seperti yang dirumuskan oleh beberapa ahli berikut ini :
- Drs. O.P. SIMORANGKIR : etika atau etik sebagai pandangan manusia dalam berprilaku menurut ukuran dan nilai yang baik.
- Drs. Sidi Gajalba dalam sistematika filsafat : etika adalah teori tentang tingkah laku perbuatan manusia dipandang dari seg baik dan buruk, sejauh yang dapat ditentukan oleh akal.
- Drs. H. Burhanudin Salam : etika adalah cabang filsafat yang berbicara mengenai nilai dan norma moral yang menentukan prilaku manusia dalam hidupnya. Etika dalam perkembangannya sangat mempengaruhi kehidupan manusia. Etika memberi manusia orientasi bagaimana ia menjalani hidupnya melalui rangkaian tindakan sehari-hari. Itu berarti etika membantu manusia untuk mengambil sikap dan bertindak secara tepat dalam menjalani hidup ini. Etika pada akhirnya membantu kita untuk mengambil keputusan tentang tindakan apa yang perlu kita lakukan dan yang perlu kita pahami bersama bahwa etika ini dapat diterapkan dalam segala aspek atau sisi kehidupan kita, dengan demikian etika ini dapat dibagi menjadi beberapa bagian sesuai dengan aspek atau sisi kehidupan manusianya.
Ada dua macam etika yang harus kita pahami bersama dalam menentukan baik dan buruknya prilaku manusia :
1. ETIKA DESKRIPTIF, yaitu etika yang berusaha meneropong secara kritis dan rasional sikap dan prilaku manusia dan apa yang dikejar oleh manusia dalam hidup ini sebagai sesuatu yang bernilai. Etika deskriptif memberikan fakta sebagai dasar untuk mengambil keputusan tentang prilaku atau sikap yang mau diambil.
2. ETIKA NORMATIF, yaitu etika yang berusaha menetapkan berbagai sikap dan pola prilaku ideal yang seharusnya dimiliki oleh manusia dalam hidup ini sebagai sesuatu yang bernilai. Etika normatif memberi penilaian sekaligus memberi norma sebagai dasar dan kerangka tindakan yang akan diputuskan. Etika secara umum dapat dibagi menjadi :
a. ETIKA UMUM, berbicara mengenai kondisi-kondisi dasar bagaimana manusia bertindak secara etis, bagaimana manusia mengambil keputusan etis, teori-teori etika dan prinsip-prinsip moral dasar yang menjadi pegangan bagi manusia dalam bertindak serta tolak ukur dalam menilai baik atau buruknya suatu tindakan. Etika umum dapat di analogkan dengan ilmu pengetahuan, yang membahas mengenai pengertian umum dan teori-teori.
b. ETIKA KHUSUS, merupakan penerapan prinsip-prinsip moral dasar dalam bidang kehidupan yang khusus. Penerapan ini bisa berwujud : Bagaimana saya mengambil keputusan dan bertindak dalam bidang kehidupan dan kegiatan khusus yang saya lakukan, yang didasari oleh cara, teori dan prinsip-prinsip moral dasar. Namun, penerapan itu dapat juga berwujud : Bagaimana saya menilai perilaku saya dan orang lain dalam bidang kegiatan dan kehidupan khusus yang dilatarbelakangi oleh kondisi yang memungkinkan manusia bertindak etis : cara bagaimana manusia mengambil suatu keputusan atau tidanakn, dan teori serta prinsip moral dasar yang ada dibaliknya.
ETIKA KHUSUS dibagi lagi menjadi dua bagian :
a. Etika individual, yaitu menyangkut kewajiban dan sikap manusia terhadap dirinya sendiri.
b. Etika sosial, yaitu berbicara mengenai kewajiban, sikap dan pola perilaku manusia sebagai anggota umat manusia.
Perlu diperhatikan bahwa etika individual dan etika sosial tidak dapat dipisahkan satu sama lain dengan tajam, karena kewajiban manusia terhadap diri sendiri dan sebagai anggota umat manusia saling berkaitan. Etika sosial menyangkut hubungan manusia dengan manusia baik secara langsung maupun secara kelembagaan (keluarga, masyarakat, negara), sikap kritis terhadpa pandangan-pandangana dunia dan idiologi-idiologi maupun tanggung jawab umat manusia terhadap lingkungan hidup. Dengan demikian luasnya lingkup dari etika sosial, maka etika sosial ini terbagi atau terpecah menjadi banyak bagian atau bidang. Dan pembahasan bidang yang paling aktual saat ini adalah sebagai berikut :
1. Sikap terhadap sesama
2. Etika keluarga
3. Etika profesi
4. Etika politik
5. Etika lingkungan
6. Etika idiologi
- Drs. O.P. SIMORANGKIR : etika atau etik sebagai pandangan manusia dalam berprilaku menurut ukuran dan nilai yang baik.
- Drs. Sidi Gajalba dalam sistematika filsafat : etika adalah teori tentang tingkah laku perbuatan manusia dipandang dari seg baik dan buruk, sejauh yang dapat ditentukan oleh akal.
- Drs. H. Burhanudin Salam : etika adalah cabang filsafat yang berbicara mengenai nilai dan norma moral yang menentukan prilaku manusia dalam hidupnya. Etika dalam perkembangannya sangat mempengaruhi kehidupan manusia. Etika memberi manusia orientasi bagaimana ia menjalani hidupnya melalui rangkaian tindakan sehari-hari. Itu berarti etika membantu manusia untuk mengambil sikap dan bertindak secara tepat dalam menjalani hidup ini. Etika pada akhirnya membantu kita untuk mengambil keputusan tentang tindakan apa yang perlu kita lakukan dan yang perlu kita pahami bersama bahwa etika ini dapat diterapkan dalam segala aspek atau sisi kehidupan kita, dengan demikian etika ini dapat dibagi menjadi beberapa bagian sesuai dengan aspek atau sisi kehidupan manusianya.
Ada dua macam etika yang harus kita pahami bersama dalam menentukan baik dan buruknya prilaku manusia :
1. ETIKA DESKRIPTIF, yaitu etika yang berusaha meneropong secara kritis dan rasional sikap dan prilaku manusia dan apa yang dikejar oleh manusia dalam hidup ini sebagai sesuatu yang bernilai. Etika deskriptif memberikan fakta sebagai dasar untuk mengambil keputusan tentang prilaku atau sikap yang mau diambil.
2. ETIKA NORMATIF, yaitu etika yang berusaha menetapkan berbagai sikap dan pola prilaku ideal yang seharusnya dimiliki oleh manusia dalam hidup ini sebagai sesuatu yang bernilai. Etika normatif memberi penilaian sekaligus memberi norma sebagai dasar dan kerangka tindakan yang akan diputuskan. Etika secara umum dapat dibagi menjadi :
a. ETIKA UMUM, berbicara mengenai kondisi-kondisi dasar bagaimana manusia bertindak secara etis, bagaimana manusia mengambil keputusan etis, teori-teori etika dan prinsip-prinsip moral dasar yang menjadi pegangan bagi manusia dalam bertindak serta tolak ukur dalam menilai baik atau buruknya suatu tindakan. Etika umum dapat di analogkan dengan ilmu pengetahuan, yang membahas mengenai pengertian umum dan teori-teori.
b. ETIKA KHUSUS, merupakan penerapan prinsip-prinsip moral dasar dalam bidang kehidupan yang khusus. Penerapan ini bisa berwujud : Bagaimana saya mengambil keputusan dan bertindak dalam bidang kehidupan dan kegiatan khusus yang saya lakukan, yang didasari oleh cara, teori dan prinsip-prinsip moral dasar. Namun, penerapan itu dapat juga berwujud : Bagaimana saya menilai perilaku saya dan orang lain dalam bidang kegiatan dan kehidupan khusus yang dilatarbelakangi oleh kondisi yang memungkinkan manusia bertindak etis : cara bagaimana manusia mengambil suatu keputusan atau tidanakn, dan teori serta prinsip moral dasar yang ada dibaliknya.
ETIKA KHUSUS dibagi lagi menjadi dua bagian :
a. Etika individual, yaitu menyangkut kewajiban dan sikap manusia terhadap dirinya sendiri.
b. Etika sosial, yaitu berbicara mengenai kewajiban, sikap dan pola perilaku manusia sebagai anggota umat manusia.
Perlu diperhatikan bahwa etika individual dan etika sosial tidak dapat dipisahkan satu sama lain dengan tajam, karena kewajiban manusia terhadap diri sendiri dan sebagai anggota umat manusia saling berkaitan. Etika sosial menyangkut hubungan manusia dengan manusia baik secara langsung maupun secara kelembagaan (keluarga, masyarakat, negara), sikap kritis terhadpa pandangan-pandangana dunia dan idiologi-idiologi maupun tanggung jawab umat manusia terhadap lingkungan hidup. Dengan demikian luasnya lingkup dari etika sosial, maka etika sosial ini terbagi atau terpecah menjadi banyak bagian atau bidang. Dan pembahasan bidang yang paling aktual saat ini adalah sebagai berikut :
1. Sikap terhadap sesama
2. Etika keluarga
3. Etika profesi
4. Etika politik
5. Etika lingkungan
6. Etika idiologi
Pengertian
& Contoh dari Etika Teleologi, Deontologi
a. Etika Teleologi
dari kata Yunani, telos = tujuan, Mengukur baik buruknya suatu tindakan berdasarkan tujuan yang mau dicapai dengan tindakan itu, atau berdasarkan akibat yang ditimbulkan oleh tindakan itu.
Dua aliran etika teleologi :
– Egoisme Etis
– Utilitarianisme
Egoisme Etis
Inti pandangan egoisme adalah bahwa tindakan dari setiap orang pada dasarnya bertujuan untuk mengejar pribadi dan memajukan dirinya sendiri.
Utilitarianisme
berasal dari bahasa latin utilis yang berarti “bermanfaat”.
Menurut teori ini suatu perbuatan adalah baik jika membawa manfaat, tapi manfaat itu harus menyangkut bukan saja satu dua orang melainkan masyarakat sebagai keseluruhan.
Contoh : kewajiban untuk menepati janji
b. Deontologi
Dalam pemahaman teori Deontologi memang terkesan berbeda dengan Utilitarisme. Jika dalam Utilitarisme menggantungkan moralitas perbuatan pada konsekuensi, maka dalam Deontologi benar-benar melepaskan sama sekali moralitas dari konsekuensi perbuatan. ”Deontologi” ( Deontology ) berasal dari kata dalam Bahasa Yunani yaitu : deon yang artinya adalah kewajiban. Dalam suatu perbuatan pasti ada konsekuensinya, dalam hal ini konsekuensi perbuatan tidak boleh menjadi pertimbangan. Perbuatan menjadi baik bukan dilihat dari hasilnya melainkan karena perbuatan tersebut wajib dilakukan. Deontologi menekankan perbuatan tidak dihalalkan karena tujuannya. Tujuan yang baik tidak menjadi perbuatan itu juga baik. Di sini kita tidak boleh melakukan suatu perbuatan jahat agar sesuatu yang dihasilkan itu baik, karena dalam Teori Deontologi kewajiban itu tidak bisa ditawar lagi karena ini merupakan suatu keharusan.
Contoh : kita tidak boleh mencuri, berbohong kepada orang lain melalui ucapan dan perbuatan.
c. Teori Hak
Teori hak adalah pendekatan yang paling banyak dipakai untuk mengevaluasi baik buruknya suatu perbuatan dan perilaku.
Contoh : Hak seseorang untuk menganut agama yang mereka pilih.
d. Teori Keutamaan
adalah disposisi watak yang telah diperoleh seseorang dan memungkinkan dia untuk bertingkah laku baik secara moral.
Contoh :
• Kebijaksanaan, misalnya, merupakan suatu keutamaan yang membuat seseorang mengambil keputusan tepat dalam setiap situasi.
• Keadilan adalah keutamaan lain yang membuat seseorang selalu memberikan kepada sesama apa yang menjadi haknya.
• Suka bekerja keras adalah keutamaan yang membuat seseorang mengatasi kecenderungan spontan untuk bermalas – malasan. Ada banyak keutamaan semacam ini. Seseorang adalah orang yang baik jika memiliki keutamaan.
• Hidup yang baik
Sikap Yang di Sukai dalam Pergaulan Sehari-hari
a. Etika Teleologi
dari kata Yunani, telos = tujuan, Mengukur baik buruknya suatu tindakan berdasarkan tujuan yang mau dicapai dengan tindakan itu, atau berdasarkan akibat yang ditimbulkan oleh tindakan itu.
Dua aliran etika teleologi :
– Egoisme Etis
– Utilitarianisme
Egoisme Etis
Inti pandangan egoisme adalah bahwa tindakan dari setiap orang pada dasarnya bertujuan untuk mengejar pribadi dan memajukan dirinya sendiri.
Utilitarianisme
berasal dari bahasa latin utilis yang berarti “bermanfaat”.
Menurut teori ini suatu perbuatan adalah baik jika membawa manfaat, tapi manfaat itu harus menyangkut bukan saja satu dua orang melainkan masyarakat sebagai keseluruhan.
Contoh : kewajiban untuk menepati janji
b. Deontologi
Dalam pemahaman teori Deontologi memang terkesan berbeda dengan Utilitarisme. Jika dalam Utilitarisme menggantungkan moralitas perbuatan pada konsekuensi, maka dalam Deontologi benar-benar melepaskan sama sekali moralitas dari konsekuensi perbuatan. ”Deontologi” ( Deontology ) berasal dari kata dalam Bahasa Yunani yaitu : deon yang artinya adalah kewajiban. Dalam suatu perbuatan pasti ada konsekuensinya, dalam hal ini konsekuensi perbuatan tidak boleh menjadi pertimbangan. Perbuatan menjadi baik bukan dilihat dari hasilnya melainkan karena perbuatan tersebut wajib dilakukan. Deontologi menekankan perbuatan tidak dihalalkan karena tujuannya. Tujuan yang baik tidak menjadi perbuatan itu juga baik. Di sini kita tidak boleh melakukan suatu perbuatan jahat agar sesuatu yang dihasilkan itu baik, karena dalam Teori Deontologi kewajiban itu tidak bisa ditawar lagi karena ini merupakan suatu keharusan.
Contoh : kita tidak boleh mencuri, berbohong kepada orang lain melalui ucapan dan perbuatan.
c. Teori Hak
Teori hak adalah pendekatan yang paling banyak dipakai untuk mengevaluasi baik buruknya suatu perbuatan dan perilaku.
Contoh : Hak seseorang untuk menganut agama yang mereka pilih.
d. Teori Keutamaan
adalah disposisi watak yang telah diperoleh seseorang dan memungkinkan dia untuk bertingkah laku baik secara moral.
Contoh :
• Kebijaksanaan, misalnya, merupakan suatu keutamaan yang membuat seseorang mengambil keputusan tepat dalam setiap situasi.
• Keadilan adalah keutamaan lain yang membuat seseorang selalu memberikan kepada sesama apa yang menjadi haknya.
• Suka bekerja keras adalah keutamaan yang membuat seseorang mengatasi kecenderungan spontan untuk bermalas – malasan. Ada banyak keutamaan semacam ini. Seseorang adalah orang yang baik jika memiliki keutamaan.
• Hidup yang baik
Sikap Yang di Sukai dalam Pergaulan Sehari-hari
4.
Secara umum etika dibagi menjadi 2
Etika umum
dan etika khusus. Etika umum adalah etika yang berbicara mengenai norma
dan nilai moral, kondisi-kondisi dasar bagi manusia untuk bertindak secara
etis. Sedangkan etika khusus adalah penerapan prinsip atau norma moral dasar
dalam bidang kehidupan yang khusus. Etika khusus ini dibagi meliputi 3 jenis,
yaitu etika individual, etika social, dan etika lingkungan hidup.
Etika
individual adalah etika yang lebih menyangkut tentang kewajiban dan sikap
manusia terhadap dirinya sendiri. Etika social lebih mengutamakan kewajiban,
hak, sikap, dan pola perilaku manusia sebagai makhluk social dalam interaksinya
dengan sesamanya. Sedangkan etika lingkungan hidup berbicara mengenai hubungan
manusia yang berdampak baik secara langsung maupun tidak langsung dengan
lingkungan hidupnya secara keseluruhan.
5.
Mitos Bisnis Amoral
Bisnis
adalah bisnis.bisnis jangan di campur adukan dengan etika. Demikianlah beberapa
ungkapan yang sering kita dengar yang menggambarkan hubungan antara bisnis dan
etika sebagai dua hal yang terpisah satu sama lain. Ungkapan-unngkapan yang
oleh De George disebut sebagai mitos bisnis amoral. Ungkapan atau mitos ini
menggambarkan dengan jelas anggapan atau keyakinan orang bisnis sejauh mereka
menerima mitos seperti itu tentang dirinya, kegiatannya, dan lingkungan
kerjanya. Yang mau di gambarkan disini adalah bahwa kerja adalah berbisnis dan
bukan beretika. Karena kegiatan orang bisnis adalah melakukan bisnis sebaik
mungkin untuk mendapatkan keuntungan maka yang menjadi pusat perhatian orang
bisnis adalah bagaimana memproduksi.
Untuk
memperlihatkan kebenaran mitos bisnis amoral tersebut, bisnis diibaratkan
sebagai permainan judi,yang dapat menghalalkan segala cara untuk menang, Untuk
memperoleh keuntungan.atas dasar ini,muncul beberapa argumen yang pada dasarnya
mau memperlihatkan bahwa antara bisnis dan etika ada hubungan sama sekali.
Pertama
bisnis adalah sebuah bentuk persaingan(yang mengutamakan kepentinaan
peribadi).sebagai sebuah bentuk persaingan semua orang yang terlibat di
dalamnya selalu berusaha dengan segala macam cara upaya untuk menang.
Kedua,
aturan yang di pakai dalam permainan penuh persaingan itu berbeda dari aturan
yang ada dan di kenal dalam kehidupan sosial pada umumnya.damikian pula. Aturan
bisnis jelas berbeda dari aturan sosial dan moral pada umumnya.
Ketiga orang
bisnis yang masih mau mematuhi aturan moral akan berada dalam posisi yang tidak
menguntung kan di tengah persaingan ketat tersebut. Dengan itu
etika dan moral akan kalah, merugi dan tersingkir dengan sendirinya.
Kesimpulannya
: bisnis dan etika adalah dua hal yang berbeda dan terpisah satu sama lain.
Bahkan
sebagaimana diungkapkan salah satu argumen di atas,etika justru bertentangan
dengan bisnis dan akan membuat pelaku bisnis kalah dalam persaingan bisnis yang
ketat.Maka orang bisnis itu perlu memperlihatkan imbauan-imbauan,norma-norma
moral namun,tanpa Mengabaikan kenyataannya adanya pratek bisnisyang tidak
etis dalam kehidupan sehari-hari. Bisnis memang diibaratkan dengan judi bahkan
sudah di anggap sebagai semacam permainan judi atau persaingan ketat namun
bisnis tidak sepenuhnya seratus persen judi atau permainan. Dalam bisnis orang
mempertaruhkan dirinya,nama baiknya,seluruh hidupnya,keluarganya hidup serta
karyawannya beserta keluarga mereka,serta nasib manusia pada umumnya.
Seperti di
katakan Richard De George,”bisnis seperti kebanyakan kegiatan sosial
lainnya, menggadaikan suatu latar belakang moral,dan mustahil bisa di
jalankan tanpa ada latar belakang moral seperti itu. Adapun moralitas adalah
minyak yang menghidupkan serta lem yang merekatkan seluruh masyarakat. Dengan
itu setiap relasi bisnis selalu bekerja dengan harapan dan tuntutan agar lawan
bisnis melakukan secara fair dengan palig kurang dengan memenuhi kesepakatan yang
telah di buat. Dalam opersi bisnis,semua pihak sudah dengan sendirinya. Atas
dasar ini ,bisnis yang berhasil juga sebagian besar ditentukan dan di ukur
berdasarkan nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat itu,termasuk
nilai dan moral dan operasi bisnis tidak hanya oleh kiat bisnis murni,melainkan
juga penghayatan nilai dan moral social.
6.
Prinsip-Prinsip Etika Bisnis
Etika bisnis memiliki
prinsip-prinsip yang harus ditempuh perusahaan oleh perusahaan untuk mencapai
tujuannya dan harus dijadikan pedoman agar memiliki standar baku yang mencegah
timbulnya ketimpangan dalam memandang etika moral sebagai standar kerja atau
operasi perusahaan.
Muslich
(1998: 31-33) mengemukakan prinsip-prinsip etika bisnis yaitu :
Prinsip otonomi adalah sikap dan kemampuan manusia untuk mengambil keputusan dan bertindak berdasarkan kesadarannya tentang apa yang dianggapnya baik untuk dilakukan. Atau mengandung arti bahwa perusahaan secara bebas memiliki wewenang sesuai dengan bidang yang dilakukan dan pelaksanaannya dengan visi dan misi yang dimilikinya. Kebijakan yang diambil perusahaan harus diarahkan untuk pengembangan visi dan misi perusahaan yang berorientasi pada kemakmuran dan kesejahteraan karyawan dan komunitasnya.
Prinsip otonomi adalah sikap dan kemampuan manusia untuk mengambil keputusan dan bertindak berdasarkan kesadarannya tentang apa yang dianggapnya baik untuk dilakukan. Atau mengandung arti bahwa perusahaan secara bebas memiliki wewenang sesuai dengan bidang yang dilakukan dan pelaksanaannya dengan visi dan misi yang dimilikinya. Kebijakan yang diambil perusahaan harus diarahkan untuk pengembangan visi dan misi perusahaan yang berorientasi pada kemakmuran dan kesejahteraan karyawan dan komunitasnya.
Prinsip
Kejujuran merupakan
nilai yang paling mendasar dalam mendukung keberhasilan perusahaan. Kejujuran
harus diarahkan pada semua pihak, baik internal maupun eksternal perusahaan.
Jika prinsip kejujuran ini dapat dipegang teguh oleh perusahaan, maka akan
dapat meningkatkan kepercayaan dari lingkungan perusahaan tersebut.Terdapat
tiga lingkup kegiatan bisnis yang bisa ditunjukkan secara jelas bahwa bisnis
tidak akan bisa bertahan lama dan berhasil kalau tidak didasarkan atas
kejujuran. Pertama, jujur dalam pemenuhan syarat-syarat perjanjian dan kontrak.
Kedua, kejujuran dalam penawaran barang atau jasa dengan mutu dan harga yang
sebanding. Ketiga, jujur dalam hubungan kerja intern dalam suatu perusahaan.
Prinsip
Tidak Berniat Jahat
ini ada hubungan erat dengan prinsip kejujuran. Penerapan prinsip kejujuran
yang ketat akan mampu meredam niat jahat perusahaan itu.
Prinsip keadilan Perusahaan harus bersikap adil kepada pihak-pihak yang terkait dengan sistem bisnis. Contohnya, upah yang adil kepada karywan sesuai kontribusinya, pelayanan yang sama kepada konsumen, dan lain-lain,menuntut agar setiap orang diperlakukan secara sama sesuai dengan aturan yang adil dan sesuai kriteria yang rasional obyektif, serta dapat dipertanggung jawabkan.
Prinsip keadilan Perusahaan harus bersikap adil kepada pihak-pihak yang terkait dengan sistem bisnis. Contohnya, upah yang adil kepada karywan sesuai kontribusinya, pelayanan yang sama kepada konsumen, dan lain-lain,menuntut agar setiap orang diperlakukan secara sama sesuai dengan aturan yang adil dan sesuai kriteria yang rasional obyektif, serta dapat dipertanggung jawabkan.
Prinsip
Hormat pada Dri Sendiri, Perlunya menjaga citra baik perusahaan tersebut melalui prinsip
kejujuran, tidak berniat jahat dan prinsip keadilan.
Menurut
salah satu sumber yang penulis kutip ada lima prinsip etika bisnis menurut
Keraf (1994:71-75) diantaranya adalah :
- Prinsip Otonomi. Otonomi adalah sikap dan kemampuan manusia untuk bertindak berdasarkan kesadarannya sendiri. Bertindak secara otonom mengandaikan adanya kebebasan mengambil keputusan dan bertindak menurut keputusan itu. Otonomi juga mengandaikan adanya tanggung jawab. Dalam dunia bisnis, tanggung jawab seseorang meliputi tanggung jawab terhadap dirinya sendiri, pemilik perusahaan, konsumen, pemerintah, dan masyarakat.
- Prinsip Kejujuran. Prinsip kejujuran meliputi pemenuhan syarat-syarat perjanjian atau kontrak, mutu barang atau jasa yang ditawarkan, dan hubungan kerja dalam perusahaan. Prinsip ini paling problematik karena masih banyak pelaku bisnis melakukan penipuan.
- Prinsip Tidak Berbuat Jahat dan Berbuat Baik. Prinsip ini mengarahkan agar kita secara aktif dan maksimal berbuat baik atau menguntungkan orang lain, dan apabila hal itu tidak bisa dilakukan, kita minimal tidak melakukan sesuatu yang merugikan orang lain atau mitra bisnis.
- Prinsip Keadilan. Prinsip ini menuntut agar kita memberikan apa yang menjadi hak seseorang di mana prestasi dibalas dengan kontra prestasi yang sama nilainya.
- Prinsip Hormat Pada Diri Sendiri. Prinsip ini mengarahkan agar kita memperlakukan seseorang sebagaimana kita ingin diperlakukan dan tidak akan memperlakukan orang lain sebagaimana kita tidak ingin diperlakukan.
7.
Kelompok Stakeholders
Etika bisnis
sangat penting untuk mempertahankan loyalitas stakeholder dalam membuat
keputusan-keputusan perusahaan dan dalam memecahkan persoalan perusahaan.
Mengapa demikian? Karena, semua keputusan perusahaan sangat mempengaruhi dan
dipengaruhi oleh stakeholders. Stakeholders adalah semua individu atau kelompok
yang berkepentingan dan berpengaruh terhadap perusahaan. Ada dua jenis
stakeholders yang berpengaruh terhadap perusahaan, yaitu internal stakeholders
dan external stakeholders. Investor, karyawan, manajemen, dan pimpinan
perusahaan sebagai internal stakeholders bersama-sama dengan pelanggan,
asosiasi pedagang, kreditor, pemasok, pemerintah, masyarakat umum, dan kelompok
khusus yang berkepentingan terhadap perusahaan sebagai external stakeholders
semuanya sangat menentukan keputusan-keputusan perusahaan dan menentukan
keberhasilan perusahaan. Menurut Zimmerer (1996:21) ada 8 kelompok stakeholders
yang mempengaruhi keputusan-keputusan bisnis, yaitu :
(1)
Para Pengusaha dan Mitra Usaha
Selain
merupakan pesaing, para pengusaha juga merupakan mitra. Sebagai mitra. Para
pengusaha merupakan relasi usaha yang dapat bekerja sama dalam menyediakan
informasi atau sumber peluang, misalnya akses pasar, akses bahan baku, dan akses
sumber daya lainnya. Bahkan mitra usaha dapat berperan sebagai pemasok,
pemroses, dan pemasar. Mereka secara bersama-sama menentukan harga jual atau
harga beli, menentukan daerah pemasaran, dan menentukan standar barang dan
jasa. Loyalitas mitra usaha akan sangat bergantung pada kepuasan yang mereka
terima (bagian dari stakeholders satisfaction) dari perusahaan.
(2)
Petani dan Perusahaan Pemasok Bahan Baku
Petani dan
Perusahaan berperan dalam menyediakan bahan baku. Pasokan bahan baku yang
kurang bermutu dan pasokan yang lambat dapat mempengaruhi kinerja perusahaan.
Oleh sebab itu, petani dan perusahaan yang memasok bahan baku merupakan faktor
yang mempengaruhi keputusan bisnis. Keputusan dalam menentukan kualitas barang
dan jasa sangat tergantung juga pada pemasok bahan baku. Sebagai contoh, untuk
menghasilkan produk jamu “Air Mancur” atau “Jamu Jago” yang berkualitas tinggi
sangat diperlukan bahan baku yang berkualitas yang dihasilkan oleh para petani.
Jadi, bahan baku yang berkualitas sangat tergantung pada loyalitas para petani
dalam menghasilkan bahan baku. Sebaliknya, loyalitas petani penghasil bahan
baku yang tinggi sangat tergantung pada tingkat kepuasan yang mereka terima
dari perusahaan baik dalam menentukan kepuasan harga jual bahan baku maupun
dalam bentuk insentif lainnya.
(3)
Organisasi Pekerja yang Mewakili Pekerja
Organisasi
pekerja dapat mempengaruhi keputusan melalui proses tawar menawar secara
kolektif. Tawar menawar tingkat upah, jaminan sosial, jaminan kesehatan,
konvensasi, dan jaminan hari tua sangat berpengaruh langsung terhadap
pengambilan keputusan. Perusahaan yang tidak melibatkan organisasi pekerja
dalam pengambilan keputusan sering menimbulkan protes-protes yang mengganggu
jalannya perusahaan. Sebagai contoh, unjuk rasa buruh yang terjadi di Indonesia
sekarang ini adalah sebagai akibat ketidakpuasan para buruh terhadap keputusan
sepihak yang diambil perusahaan. Para buruh kurang dilibatkan dalam pengambilan
keputusan-keputusan perusahaan. Ketidakloyalan para pekerja dan protes-protes
buruh adalah akibat dari ketidakpuasan mereka terhadap keputusan yang diambil
perusahaan.
Ketidakloyalan
yang paling tragis adalah ketika perusahaan sedang mengalami penurunan
keuntungan akibat krisis ekonomi, justru para pekerja menuntut kenaikan upah
dan jaminan kerja yang lebih tinggi. Tuntutan ini sebagai akibat dari kurangnya
kepuasan para pekerja dalam hal upah dan jaminan kerja yang tetap rendah saat
perusahaan mendapatkan keuntungan yang tinggi.
(4)
Pemerintah yang Mangatur Kelancaran Aktivitas Usaha
Pemerintah
dapat mengatur kelancaran aktiva usaha melalui serangkaian kebijaksanaan yang
dibuatnya. Peraturan-peraturan dan perundang-undangan pemerintah sangat
berpengaruh terhadap iklim usaha, Undang-Undang Monopoli, Undang-undang Hak
Paten, Hak Cipta, dan peraturan yang melindungi dan mengatur jalannya usaha
sangat besar pengaruhnya terhadap dunia usaha. Misalnya pemberian hak monopoli
dan tax holiday oleh pemerintah terhadap perusahaan mobil “TIMOR” sebagai
produk mobil nasional, menjadikan produk perusahaan tersebut menguasai pasaran.
Akan tetapi, ketika pemberian hak monopoli dan pembebasan bea masuk dari
pemerintah dikurangi maka pasarannya menjadi berkurang.
(5)
Bank Penyedia Dana Perusahaan
Bank selain
Berfungsi sebagai jantungnya perekonomian secara makro juga sebagai lembaga
yang dapat menyediakan dana perusahaan. Neraca-neraca perbankan yang kurang
likuid dapat mempengaruhi neraca-neraca perusahaan yang tidak likwid juga.
Sebaliknya neraca-neraca perusahaan yang kurang likwid dapat mempengaruhi
keputusan bank dalam menyediakan dan bagi perusahaan. Bunga kredit bank dan
persyaratan-persyaratan yang dibuat bank penyandang dana sangat besar
pengaruhnya terhadap keputusan yang diambil dalam bisnis. Sebagai contoh,
krisis neraca perbankan yang terjadi di Indonesia mengakibatkan krisis neraca
perusahaan-perusahaan baik perusahaan skala kecil, menengah, dan besar.
(6) Investor Penanam Modal
(6) Investor Penanam Modal
Investor
penyandang dana dapat mempengaruhi perusahaan melalui serangkain persyaratan
yang diajukan. Persyaratan tersebut akan mengikat dan sangat besar pengaruhnya
dalam pengambilan keputusan. Misalnya, Investor hanya bersedia menanam modalnya
di Indonesia apabila modal yang di Investasikannya menjamin pengembalian
investasi (return on investment) yang besar. Untuk itu, para investor sering
kali menerapkan persyaratan manajemen mereka, misalnya standart tenaga kerja,
standar bahan baku, standart produk, dan aturan lainnya. Jadi, loyalitas
investor sangat tergantung pada tingkat kepuasan investor dalam menanam
modalnya.
(7) Masyarakat Umum yang Dilayani
(7) Masyarakat Umum yang Dilayani
Masyarakat
umum yang dilayani dapat mempengaruhi keputusan bisnis. Mereka akan merespon
dan memberikan informasi tentang bisnis kita. Mereka juga merupakan konsumen
yang akan menentukan keputusan-keputusan perusahaan baik dalam menentukan
produk barang dan jasa yang dihasilkan maupun dalam menentukan tehnik yang
digunakan. Respon terhadap operasi perusahaan, kualitas barang, harga barang,
jumlah barang, dan pelayanan perusahaan mempengaruhi keputusan-keputusan
perusahaan. Harga dan kualitas barang serta pelayanan perusahaan kepada
masyarakat yang kurang memuaskan akan menciptakan citra perusahaan menjadi
rusak. Ini berarti loyalitas masyarakat (sebagai bagian dari stakeholders)
terhadap perusahaan menjadi rendah sebagai akibat dari rendahnya kepuasan yang
mereka terima dari perusahaan.
(8) Pelanggan yang Membeli Produk
(8) Pelanggan yang Membeli Produk
Pelanggan
yang membeli produk secara langsung dapat mempengaruhi keputusan bisnis. Barang
dan jasa apa yang akan dihasilkan, berapa jumlahnya dan tehnologi bagaimana
yang diperlukan sangat ditentukan oleh pelanggan dan mempengaruhi
keputusan-keputusanbisnis.
Selain
kelompok-kelompok tersebut diatas, beberapa kelompok lain yang berperan dalam
perusahaan adalah para stakeholders kunci (key stakeholders) seperti manajer,
direktur dan kelompok khusus.
Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa loyalitas para stakeholders (stakeholders loyalty) sangat tergantung pada kepuasan para stakeholders (stakeholders satisfaction). Menurut Ronald J. Ebert (2000:182), jika seseorang menyenangi suatu pekerjaan, maka ia akan merasa puas. Bila merasa puas maka akan memiliki moral yang tinggi. Mathieu Paquerot (2000) seorang Guru Besar University of La Rochelle Prancis, dalam makalahnya “Stakeholders Loyalty” mengemukakan bahwa kepuasan stakeholders (stakeholders satisfaction) akan mendorong loyalitas para stakeholders (stakeholders loyalty) terhadap perusahaan. Menurutnya, “ … loyalty should help the organization to create differentiation. Loyalty is a barrier to entry for after competitors”. Loyalitas dari para stakeholders dapat mendorong perusahaan untuk menciptakan diferensiasi. Oleh karena loyalitas dapat mendorong diferensiasi, maka loyalitas stakeholders akan menjadi hambatan (barrier) bagi para pesaing. Ingat bahwa diferensiasi merupakan bagian dari generik strategi untuk memenangkan persaingan (Porter, 1998).
Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa loyalitas para stakeholders (stakeholders loyalty) sangat tergantung pada kepuasan para stakeholders (stakeholders satisfaction). Menurut Ronald J. Ebert (2000:182), jika seseorang menyenangi suatu pekerjaan, maka ia akan merasa puas. Bila merasa puas maka akan memiliki moral yang tinggi. Mathieu Paquerot (2000) seorang Guru Besar University of La Rochelle Prancis, dalam makalahnya “Stakeholders Loyalty” mengemukakan bahwa kepuasan stakeholders (stakeholders satisfaction) akan mendorong loyalitas para stakeholders (stakeholders loyalty) terhadap perusahaan. Menurutnya, “ … loyalty should help the organization to create differentiation. Loyalty is a barrier to entry for after competitors”. Loyalitas dari para stakeholders dapat mendorong perusahaan untuk menciptakan diferensiasi. Oleh karena loyalitas dapat mendorong diferensiasi, maka loyalitas stakeholders akan menjadi hambatan (barrier) bagi para pesaing. Ingat bahwa diferensiasi merupakan bagian dari generik strategi untuk memenangkan persaingan (Porter, 1998).
8.
Kriteria dan prinsip utilitarianisme
3 PRINSIP
UTILITARIANISME
(1)
Suatu kebijaksanaan atau tindakan adalah baik dan tepat secara moral jika dan
hanya jika kebijaksanaan atau tindakan tersebut mendatangkan manfaat atau
keuntungan,
(2)
Diantara kebijaksanaan atau tindakan yang sama baiknya, kebijaksanaan atau
tindakan yang mempunyai manfaat terbesar adalah tindakan yang paling baik,
(3)
Diantara kebijaksanaan atau tindakan yang sama-sama mendatangkan manfaat
terbesar, kebijaksanaan atau tindakan yang mempunyai manfaat bagi orang banyak.
3 KRITERIA
(1)
MANFAAT, kebijaksanaan atau tindakan yang baik adalah yang menghasilkan hal
yang baik. Demikian pula sebaliknya.
(2)
MANFAAT TERBESAR, kebijaksanaan atau tindakan yang baik adalah yang
mendatangkan lebih banyak manfaat daripada kerugian. Sekalipun dalam keadaan
rugi, diusahakan menyebabkan kerugian terkecil.
(3)
BAGI SEBANYAK MUNGKIN ORANG, kebijaksanaan atau tindakan yang baik secara moral
apabila memberikan manfaat bagi sebanyak mungkin orang. Sekalipun dalam keadaan
rugi, diusahakan menyebabkan kerugian sekecil mungkin bagi sedikit orang.
Kekurangan
etika utilitarianisme antara lain adalah :
- Konsep “Manfaat” yang begitu luas sehingga pada prakteknya malah menimbulkan masalah. Contoh : Masuknya industrialisasi di daerah pedesaan, “Kasus Riady Connection”, Kasus Impor Beras.
- Hanya memperhatikan nilai suatu tindakan sejauh berkaitan dengan akibatnya. Padahal sangat mungkin terjadi suatu tindakan pada dasarnya tidak baik tetapi ternyata mendatangkan keuntungan atau manfaat.
- Tidak menghargai kemauan atau motivasi baik seseorang.
- Secara khusus sulit untuk menilai (mengkuantifikasi) variabel moral. Contohnya : polusi udara, hilangnya air bersih, kenyamanan dsbnya.
Nilai
positif etika ultilitarinisme adalah:
- Rasionalitasnya Prinsip moral yang diajukan oleh etika ultilitarinisme tidak didasarakan pada aturan – aturan kaku yang mungkin tidak kita pahami.
- Universalitas Mengutamakan manfaat atau akibat baik dari suatu tindakan bagi banyak orang yang melakukan tindakan itu.
- Dasar pemikirannya adalah bahwa kepentingan orang sama bobotnya. Artinya yang baik bagi saya, yang baik juga bagi orang lain.
9.
Syarat bagi tanggung jawab moral, status perusahaan, serta argumen yang
mendukung dan menentang perlunya keterlibatan sosial perusahaan
Syarat bagi Tanggung Jawab Moral
Dalam
membahas prinsip-prinsip etika profesi dan prinsip-prinsip etika bisnis, kita
telah menyinggung tanggung jawab sebagai salah satu prinsip etika yang penting.
Persoalan polemic yang harus dijawab pada tempat pertama adalah manakah kondisi
bagi adanya tanggung jawab moral. Manakah kondisi yang relevan yang
memungkinkan kita menuntut agar seseorang bertanggung jawab atas tindakanya.
Paling
kurang ada tiga syarat penting bagi tanggung jawab moral. Pertama, tanggung
jawab mengandaikan bahwa suatu tindakana dilakukan dengan sadar dan tahu.
Tanggung jawab hanya bisa di tuntut dari seseorang kalua ia bertindak
dengan sadar dan tahu mengenai tindakannya itu serta konsekuensi dari
tindakannya. Kalau seseorang tidak tahu mengenai baik dan buruknya secara
moral, dia dengan sendirinya tidak bisa punya tanggung jawab moral atas
tindakanya. Kedua, tanggung jawab juga mengandaikan adanya kebebasan pad
tempat pertama.Artinya, tanggung jawab hanya mungkin relevan dan dituntut dari
seseorang atas tindakanya itu dilakukan secara bebas. Ini beratrti orang
tersebut melakukan tindakan itu bukan dalam keadaan dipaksan atau terpaksa. Ia
sendiri secara bebas dan suka rela melakukan tindakan itu. Jadi, kalua
seseorang terpaksa atau dipaksa melakukan suatu tindakan, secara moral ia tidak
bisa dituntut bertanggung jawab atas tindakanya itu. Ketiga, tanggung
jawab juga mensyaratkan bahwa orang yang melakukan tindakan tertentu memang mau
melakukan tindakan itu. Ia sendiri mau dan bersedia melakukan tindakan itu.
Berdasarkan
ketiga syarat di atas, dapat disimpulkan bahwa hanya orang yang berakal budi
dan punya kemauan bebas yang bisa bertanggung jawab atas tindakannya, dan
karena itu relevan untuk menuntut pertanggung jawaban moral darinya.
Bahkan secara lebih tepat lagi, hanya orang yang telah dapat
menggunakan akal budinya secara normal dan punya kemauan bebas atas
tindakanya brada dalam kendalinya dapat bertanggung jawab secara
moral atas tindakanya.
Status Perusahaan
Perusahaan
adalah sebuah badan hukum. Artinya, perusahaan dibentuk berdasarkan hukum
tertentu dan disahkan dengan hukum atau aturan legal tertentu. Itu berarti
perusahaan adalah bentukan manusia, yang eksistensinya diikat berdasarkan
aturan hukum yang sah.
De George
secara khusus membedakan dua macam pandangan mengenai stastus perusahaan
. Pertama, melihat perusahaan sebagai sepenuhnya ciptaan hukum, dan Karena itu
ada hanya berdasrkan hukum. Menurut pandangan ini, perusahaan diciptakan oleh
Negara dan tidak mungkin ada tanpa Negara.
Kedua,
pandangan yang tidak memusatkan perhatian pada status legal perusahaan
melainkan pada perusahaan sebagai suatu usaha bebas dan produktif. Menurut
pandangan ini, perusahaan terbentuk oleh orang atau kelompok orang tertentu
untuk melakukan kegiatan tertentu dengan cara tertentu secara bebas
demi kepentingan orang atau orang-orang tadi.
Karena
menurut pandangan kedua, perusahaan bukan bentuk negara atau masyarakat, maka
perusahaan menetapkan sendiri tujuannya dan beroperasi sedamikian rupa
untuk mencapai kepantingan para pendirinya.
Argumen yang
Mendukung Perlunya Keterlibatan Sosial Perusahaan
- Kebutuhan dan Harapan Masyarakat yang Semakin Berubah
Setiap
kegiatan bisnis dimaksudkan untuk mendatangkan keuntungan.ini tidak bias
disangkal.namun dalam masyarakat yang semakin berubah,kebutuhan dan harapan
masyarakat terhadap bisnis pun ikut berubah.karena itu,untuk bias bertahan dan
berhasildalam persaingan bisnis modern yang ketat ini,para pelaku bisnis
semakin menyadari bahwa mereka tidak bisa begitu saja hanya memusatkan
perhatian pada upaya mendatangkan keuntungan sebesar-besarnya.
- Terbatasnya Sumber Daya Alam
Argumen ini
didasarkan pada kenyataan bahwa bumi kita ini mempunyai sumber daya alam yang
terbats.bisnis justru berlangsung dalam kenyataan ini,dengan berupaya
memanfaatkan secara bertanggung jawab dan bijaksana sumber daya alam yang
terbatas itu demi memenuhikebutuhan manusia.
- Lingkungan Sosial yang Lebih Baik
Bisnis
berlangsung dalam suatu lingkungan sosial yang mendukung kelangsungan dan
keberhasilan bisnis itu untuk masa yang panjang.ini punya implikasi etis bahwa
bisnis mempunyai kewajiban dan tanggungjawab moral dan sosial untuk memperbaiki
lingkungan sosialnya kea rah yang lebih baik.semakin baiknya lingkungan sosial
dengan sendirinya akan ikut memperbaiki iklim bisnis yang ada.Dengan semakin
sebaiknya kondisi lapangan kerja,kekerasan sosial akibat pengangguran bisa
dikurangi atau diatasi.
- Perimbangan Tanggung Jawab dan Kekuasaan
Keterlibatan
sosial khususnya, maupun tanggung jawab sosial perusahaan secara keseluruhan,
juga dilihat sebagai suatu pengimbangan kekuasaan bisnis modern yang semakin
raksasa dewasa ini. Alasanya, bisnis mempunyai kekuaswaan sosial yang sangat
besar. Bisnis mempengaruhi lingkungan, konsumen, kondisi masyarakat bahkan
kehidupan budaya dan moral masyarakat, serta banyak bidang kehidupan lainnya.
- Bisnis Mempunyai Sumber Daya yang Berguna
Argumen ini
mau mengatakan bahwa bisnis atau perusahaan sesungguhnya mempunyai sumber daya
yang sangat potensial dan berguna bagi masyarakat. Perusahaan tidak hanya punya
dana, melainkan juga tenaga professional dalam segala bidang yang dapat
dimanfaatkan atau dapat disumbangkan bagi kepentingan kemajuan masyarakat.
- Keuntungan Jangka Panjang
Argumen ini
mau menunjukan bahwa bagi perusahaan \, tanggung jawab sosial secara keseluruhan,
termasuk keterlibatan perusahaan dalam berbagai kegiatan sosial, merupakan
suatu nilai yang sangat positif bagi perkembangan dan kelangsungan perusahaan
itu dalam jangka panjang. Dengan tanggung jawab dan keterlibatan sosial
tercipta suatu citra yang sangat positif di mata masyarakat mengenai perusahaan
itu.
Sumber :
http://jesika-cerberus.blogspot.com/2012/01/teori-etika-bisnis-tugas-softskill.html
bhupalaka.files.wordpress.com
DR. A. Sonny
Keraf. 2006. Etika Bisnis. Yogyakarta
Kanisiushandoyo74.files.wordpress.com/2007/09/mdl-paket-c-kd-ii111.
elib.unikom.ac.id/download.php?id=50877
http://dianavia.blogspot.com/2011/10/prinsip-prinsip-etika-bisnis.html
http://rika-21.blogspot.com/2012/10/tulisan-prinsip-prinsip-etika-bisnis_20.html
http://mamaulis.blogspot.com/2011/05/etika-bisnis-dan-kewirausahaan.html
elib.unikom.ac.id/download.php?id=32596
fitrinugraheni.files.wordpress.com/2011/08/csr.doc
http://ateisindonesia.wikidot.com/norma-kesusilaan
http://tiwi1990.wordpress.com/2011/11/10/tugas-1-etika-bisnis/
http://setevy.wordpress.com/2012/10/26/teori-etika-bisnis/